Jumat, 22 Juni 2012

Efek Samping Pekerjaan Dewatering

Pekerjaan dewatering tidak sepenuhnya berjalan mulus tanpa akibat-akibat samping terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Dewatering kadang-kadang mengakibatkan settlement pada tanah sekitar, bahkan terkadang disertai dengan kerusakan struktur bangunan yang ada. Dalam praktek, hal ini jarang terjadi, tetapi hal ini berpotensi menimbulkan klaim dari pihak lain yang merasa dirugikan.

Dewatering dapat menyebabkan settlement karena:
  1. Tersedotnya partikel halus dari tanah oleh pompa yang digunakan (wellpoint atau well).
  2. Metode Open pumping yang kurang sesuai, sehingga terjadi proses boiling dan piping.
  3. Terjadi konsolidasi silt, clay atau loose sand akibat naiknya effective stress.
Untuk kasus nomor.1 dan nomor 2 masih bisa untuk di kontrol dengan suatu metode yang layak, tetapi yang terakhir dapat saja terjadi pada metode yang layak sekalipun.


Dampak lain dari pekerjaan dewatering, selain dari yang disebutkan di atas (diluar proyek konstruksi). Adalah sebagai berikut:
  1. Dapat menyebabkan intrusi air laut (air asin) atau air yang tercemar.
  2. Struktur sipil yang menggunakan bahan kayu yang berada di bawah muka air dapat rusak.
  3. Merusak ekologi dari wetlands
  4. Pohon-pohon dan tumbuh-tumbuahan di daerah sekitar pekerjaan dewatering dapat terganggu.
Jadi sebelum kita melaksanakan pekerjaan dewatering maka terlebih dahulu dibuat perencanaan yang matang disertai dengan studi terhadap AMDAL (Analisa mengenai dampak lingkungan hidup) dan hal-hal lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang tidak diinginkan.

2 komentar:

  1. Untuk Pekerjaan ini ada gak standar yang ditetapkan..?

    BalasHapus
  2. Thanks bang Infonya. Memang suatu Proyek yang matang perencanaannya disamping sangat efisien juga bisa ramah lingkungan jika hal ini diperjatikan.

    BalasHapus